BAB I
PENDAHULUAN
A.
MENGENAL TEORI
1.
Spirometer
Sejarah Terciptanya Spirometer
129-200 A.D. Galen melakukan eksperimen ‘volumetric’
terhadap saluran udara manusia. Dia menyuruh seorang anak menghirup dan
mengeluarkan udara dan menemukan volum gas,setelah beberapa waktu,tetap. Galen
menemukan ukuran yang mutlak dari ukuran paru-paru.
1681 Borelli mencoba untuk mengukur volume
inspirasi dalam satu kali bernafas. Dia melakukannya dengan menghisap cairan
dari tabung silinder.
1718 Jurin J. meniupkan udara dalam kantung dan
mengukur volume udara menggunakan prinsip arcimedes. Dia mengukur 650 ml volum
tidal dan volume ekspirasi maksimal sebanyak 3610 ml.
1788 Goodwyn E. menghisap air ke dalam bejana
berisi udara yang sudah diukur beratnya dalam skala. Dia menyebutkan bahwa
kapasitas vital paru-paru dapat mencapai 4460 ml. Dia memeriksa temperaturnya,
tapi dia tidak menggunakan nose-clip.
1793 Abernethy mencoba untuk menentukan seberapa
jauh kadaluarsa gas yang dihabiskan oksigen. Dia mengumpulkan gas-gas
kadaluarsa di sekeliling merkuri. Abernethy mengukur kapasitas vital paru-paru
adalah 3150 ml.
1796 Menzies R. mencelupkan seorang laki-laki ke
dalam air berisi lebih dari satu barel ke dagunya dan mengukur kenaikan dan
penurunan tingkatan sekitar dagu. Dengan metode ‘body plethysmography’, dia
menentukan volume tidal paru-paru.
1799 Pepys W.H. jun. menemukan volum tidal biasa menjadi 270 ml dengan menggunakan dua gasometer air raksa dan sebuah gastometer
biasa.
1800 Davy H. mengukur kapasitas vital
paru-parunya sendiri sebesar 3110 ml. volume tidal paru-paru sebesar 210 ml
menggunakan gasometer dan volume residu paru-paru sebesar 590-600 ml
menggunakan metode pengenceran hidrogen atau hydrogen dilution method.
1813 Kentish E. menggunakan Pulmometer yang cukup
sederhana untuk mempelajari volum saluran udara ketika sakit.
1831 Thrackrah C.T. menggambarkan pulmometer
mirip dengan Kentish, tetapi udara memasuki botol kaca dari bawah. Disana tidak
terdapat perbaikan untuk tekanan, sehingga pengukuran mesin tidak hanya terpaku
pada volume respirasi tetapi juga kekuatan dari otot-otot ekspirasi.
1844 Maddock, A.B. mempublikasikan di Lancet,
sebuah surat untuk editor tentang “Pulmometer” nya. “Penemuan luar biasa yang
saya temukan sangat berguna untuk mengukur kekuatan dari paru-paru di dalam
lingkungan dan kondisi yang berbeda.” Maddock tidak menyebutkan Thrackrah atau
Kentish.
1845 Vierordt mempublikasikan bukunya
‘Physiologie des Athmens mit besonderer RĂŒcksicht auf die Auscheidung der
KohlensĂ€ure’. Walaupun Vierordt tertarik tentang penentuan penghembusan nafas,
dia telah melakukan penentuan parameter volume dengan seksama. Dalam
percobaannya dia menggunakan ‘expirator’. Vierordt mendeskripsikan beberapa
parameter tersebut masih digunakan dewasa ini dalam spirometer modern. Sebagai
contoh volume residu (‘RĂŒckstĂ€ndige
Luft’), kapasitas vital (‘vitales Atmungsvermögen’), …
1852 (1844) John Hutchinson mempublikasikan laporannya
tentang air di spirometer yang tetap digunakan sampai hari ini hanya dengan
perubahan kecil (perubahan besar yang terjadi sekarang adalah penambahan alat
pengukur grafik dan waktu dan reduksi masa bel). Hutchinson mencatat kapasitas
vital paru-paru 4000 orang dengan spirometernya. Dia mengklasifikasikan
manusia, sebagai contoh ‘Paupers’, ‘First Battalion Grenadier Guards’,
‘Pugilists and Wrestlers’, ‘Giants and Dwarfs’, ‘Girls’, ‘Gentleman’, ‘Deseased
cases’. Dia menunjukan bahwa kapasitas vital paru-paru berbanding lurus dengan
tinggi dan dia pun menunjukan bahwa kapasitas vital paru-paru tidak memiliki
kaitan dengan berat badan. Hutchinson telah memulai pekerjaannya dengan
spirometers pada tahun 1844.
1854 Wintrich mengembangkan spirometer yang sudah
diperbaharui, pengunaan spirometer ini lebih sederhana dibandingkan dengan
spirometer Hutchinson. Wintrich menguji 4000 orang dengan spirometernya.
Terdapat 500 kasus tentang penyakit di paru-paru. Dia menyimpulkan ada 3
parameter yang menentukan kapasitas vital paru-paru yaitu tinggi badan, berat
badan dan umur.
2.
Massa jenis
Massa jenis benda sering disebut dengan kerapatan benda dan merupakan ciri khas
setiap jenis benda. Massa jenis tidak tergantung pada jumlah benda. Apabila
jenisnya sama maka nilai massa jenisnya juga sama. Misalnya, setetes air dan
seember air mempunyai nilai massa jenis sama yaitu 1 gram/cm^3. Berbagai logam
memiliki nilai massa jenis besar dikarenakan atom-atom dalam susunan molekulnya
memiliki kerapatan yang besar. Gabus atau sterofoam mempunyai massa jenis kecil
karena susunan atom-atom dalam molekulnya memiliki kerapatan kecil.
Massa jenis dilambangkan dengan simbol Ï (dibaca rho), salah satu huruf Yunani.
Keterangan:
Ï = massa jenis (kg/m^3 atau g/cm^3)
m = massa benda (kg atau gram)
V = volume benda m^3 atau cm^3)
dapat diketahui
bahwa kerapatan logam tertentu seperti platina atau emas jauh lebih besar
dibandingkan zat-zat lainnya. Massa jenis berbagai zat berbeda-beda walaupun
benda-benda tersebut jumlah atau volumenya sama. Massa jenis zat yang umum
digunakan sebagai patokan adalah massa jenis air dan massa jenis raksa
3.
Kalor jenis
Kalor adalah suatu energi yang mudah diterima dan mudah sekali
dilepaskan sehingga dapat mengubah temperatur zat tersebut menjadi naik atau
turun. Kalor juga bisa berpindah dari satu zat ke zat yang lain melalui medium
atau perantara. Misalkan, dua buah zat yang memiliki temperatur berbeda
dicampurkan pada sebuah wadah. Maka temperatur kedua benda tersebut akan
menjadi sama.
Asas Black adalah sebuah dalil fisika mengenai kalor yang di
kemukakan oleh ilmuwan Skotlandia. Nama hukum ini diambil dari nama seorang
ilmuwan Inggris sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, yakni Joseph Black.
Kalor jenis adalah sifat zat yang menunjukan banyaknya kalor yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu zat bermassa 1 kg sebesar 1°C atau 1 K. Kalor merupakan
suatu bentuk energi. Ada tiga cara perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi,
dan radiasi.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan alat-alat yang
terbuat dari kertas, plastik, karet, lilin, kayu, alumunium, bahkan bahan yang
terbuat dari besi dan baja. Ada benda yang bersifat konduktor dan ada pula yang
bersifat isolator.
4.
Cacat mata
Sebagai makhluk paling sempurna, manusia dianugerahi sepasang mata
yang luar biasa. Mata manusia dibekali kemampuan yang dapat melihat benda-benda
yang jauh maupun benda-benda yang dekat dengan mata. Namun, seiring
bertambahnya usia dan akibat perilaku yang tidak wajar, mata manusia kemudian
memiliki keterbatasan. Keadaan mata manusia yang demikian dinamakan mengalami
cacat mata.
Mata mempunyai sebuah lensa, iris(bertindah sebagai diafragma
fariabel) dan retina (sebagai layar peka). Kornea dan lensa membentuk bayantgan
yang nyata (riil) ndari sebuah benda (objek) dalamk lapangan pandang. Jadi
untuk melihat suatu benda dengan jelas, lensa mata harus membentuk bayangan
yang tepat jatuh di retina. Bila yang terjadi sebaliknya, berarti mata tidak
normal atau sering di sebut cacat mata.
5.
Audiometer
Telinga sebagai alat pendengaran merupakan alat penerima gelombang
suara atau gelombang udara, kemudian gelombang mekanik ini di ubah menjadi
pulsa listrik dan di teruskan ke korteks pendengar melelui saraf pendengaran.
Dari hasil percobaan, diperoleh kepekaan
telinga adalah pada intensitas bunyi (dB) = 0 terjadi pada
frekuensi 1000 Hz. Nilai ambang rata-rata secara internasional terletak di
daerah 1000 Hz.
6.
Pelembaman
udara
Dalam kehidupan
di bumi udara merupakan salah satu unsur penting bagi manusia, hewan dan
tumbuhan. Kelembaban udara juga menentukan bagaimana makhluk tersebut dapat
beradaptasi dengan kelembapan yang ada di lingkungannya. Dalam atmosfer
senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut kelembapan.
Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udara setempat.
Kelembapan udara adalah persentase kandungan di dalam udara. Total massa uap
air per satuan volume udara disebut sebagai kelembaban absolut. Perbandingan
antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan volume udara
tertentu disebut sebagai kelembapan spesifik.
Kelembaban
merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah. Kelembaban di udara
berarti kandungan uap air di udara, sedangkan kelembaban di tanah berarti
kandungan air dalam tanah. Kelembaban diperlukan oleh tanaman agar tubuhnya
tidak cepat kering karena penguapan. Kelembaban yang diperlukan tanaman
berbeda-beda. Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk
meningkatkan produktifitas dan perkembangan tumbuhan budidaya. Dengan
mengetahui kelembaban udara yang ada di lingkungan tempat yang akan di tanam
tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai, misalnya
tanaman bakau yang ditanam pada daerah
yang berkelembaban tinggi, bakau tersebut akan berkembang dan berproduktifitas
dengan maksimal, sebaliknya jika bakau tersebut di tanam pada daerah yang mempunyai
kelembaban yang rendah maka bakau tersebut tidak akan berproduktifitas dan
berkembang secara maksimal.
Di Indonesia,
perhatian dan kerjasama antara para ahli klimatologi dengan ahli pertanian
semakin meningkat terutama dalam rangka menunjang produksi tanaman pangan. Daya
hasil beberapa tanaman pangan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan
dengan negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat. Perbedaan ini
disebabkan olah pemakaian teknologi tinggi dan pengolahan yang baik. Peningkatan
produksi tanaman pangan selain dengan panca usaha tani juga dilakukan dengna
pemanfaatan iklim.
Iklim merupakan
salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis
dan sifat iklim bisa menentukkan jenis - jenis tanaman yang tumbuh pada suatu
daerah serta produksinya. Oleh karena itu, kajian klimatologi dalam bidang
pertanian sangat diperlukan. Seiring dengan dengan berkembangnya isu pemanasan
global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian semakin
menurun. Tidak teraturnya keadaan iklim, perubahan awal musim dan akhir musim
seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk
merencanakan masa tanam dan masa panen. Untuk daerah tropis seperti Indonesia,
hujan merupakan faktor pembatas penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman
pertanian. Selain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari.
7.
Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
B.
RUMUSAN MASALAH
a.
Mengenal
berbagai macam praktikum fisika kesehatan
b.
Memberikan
penjelasan berbagai teori
c.
Mengetahui
beberapa prinsip fisika kesehatan
C.
TUJUAN
PENULISAN
a.
Untuk
mengetahui penerapan ilmu fisika di bidang ilmu kesehatan.
b.
Untuk
menambah pemahaman tentang pentingnya pengaturan kelembaban bagi lingkungan
terutama terhadap kesehatan
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
KESEHATAN
SECARA UMUM
Kesehatan
adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga merupakan tingkat
efisiensi fungsional dan / atau metabolisme organisme, sering implisit manusia.
TheCaduceus.
Pada
saat penciptaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1948, kesehatan
didefinisikan sebagai "suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan
dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan"
Hanya
segelintir publikasi telah difokuskan secara khusus pada definisi kesehatan dan
evolusi dalam 6 dekade pertama. Beberapa dari mereka menyoroti kurangnya nilai
operasional dan masalah yang diciptakan oleh penggunaan kata
"lengkap." Lain menyatakan definisi, yang belum dimodifikasi sejak
tahun 1948, "hanya yang buruk."
Pada
tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa
kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan
hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan
pribadi, serta kemampuan fisik.." Klasifikasi sistem seperti WHO Keluarga
Klasifikasi Internasional (WHO-FIC), yang terdiri dari Klasifikasi Internasional
Berfungsi, Cacat, dan Kesehatan (ICF) dan Klasifikasi Internasional Penyakit
(ICD) juga menentukan kesehatan.
Secara
keseluruhan kesehatan dicapai melalui kombinasi fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial, yang bersama-sama sering disebut sebagai Segitiga Kesehatan.
B.
KOSEP SEHAT DAN
SAKIT
A.
Pengertian
sehat
Sejak dahulu sekitar abad 1 bahwa konsep sehat
sakit telah dipergunakan walaupun pengertian masih sangat terbatas. Pada saat
ini sehat banyak diartikan dalam kadar yang normal atau lazim yang terjadi pada
individu dalam arti bahwa individu tersebut tidak merasakan keluhan sebaliknya
sakit diartikan suatu keadaan yang tidak normal atau lazim pada diri seseorang,
misalnya adanya keluhan pusing yang tidak tertahankan,panas,dansebagainya,
sehingga pada saat itu dapat disimpulkan bahwa sehat itu bukan dari suatu
penyakit.
1. Sehat
menurut WHO.
Sehat: a state of complete physical, mental, and
social well being and not merely the absence of illness or indemnity. (sesuatu
keadaan yang sejahtera menyeluruh baik fisik, mental, dan social dan tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan).
2. Sakit adalah suatu kondisi dimana kesehatan
tubuh lemah. (Webster’s New Collegiate Dictionary).
3. Sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh
bermacam-macam hal, bisa suatu kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan
gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, dari fungsi jaringan itu sendiri
maupun fungsi keseluruhan.
B.
Pengertian Sakit.
Pengertian sakit dalam bahasa inggris diartikan
illness dan disease perbedaan kedua istilah ini sebagai berikut;
1.
Illness:
§ Konsepnya abstrak.
§ Sifatnya subyektif.
§ Akibat mekanisme koping (pertahanan) tak
adekuat.
2.
Disease:
·
Suatu kondisi yang patologis
·
Terdapat sign dan symptom
Ada beberapa pendapat mengenai kondisi sakit sbb:
1.
sakit adalah gangguan dalam siklus hidup. (Imogene King)
2.
sakit adalah suatu keadaan gangguan yang tidak
menyenangkan menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas
sehari-hari, baik aktivitas jasmani, rohani dan sosial (Perkin’s)
3.
Kriteria sehat menurut WHO, Seseorang dikatakan sehat
jiwa:
§ Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif
pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk.
§ Memperoleh kepuasan dari usahanya atau
perjuangan hidupnya.
§ Merasa bebas secara relatif dari ketegangan
dan kecemasan.
§ Dapat berhubungan dengan orang lain
secara tolong menolong dan saling memuaskan.
§ Merasa lebih puas untuk memberi dari pada
menerima.
§ Dapat menerima kecemasan untuk dipakainya
sebagai pelajaran dikemudian hari.
§ Dan akhirnya, tidak kalah pentingnya mempunyai
rasa kasih sayang yang besar.
4.
Kriteria sehat-sakit jiwa menurut America Psychiatriy
Association.
Menilai kesehatan jiwa terdiri dati 6 dimensi:
§ Ketidak bahagian.
§ Kehilangan kegembiraan.
§ Ketegangan.
§ Perasaan muda tersinggung.
§ Kurang percaya diri.
§ Keragu-raguan.
5.
Kriteria sehat-sakit mental A. Maslow:
§ Memiliki persepsi realitas yang efektif.
§ Menerima diri, orang lain, lingkungan.
§ Spontan.
§ Sederhana dan wajar.
C. Sakit.
Sakit merupakan ketidak seimbangan dari kondisi
normal tubuh manusia diantaranya sistem biologik dan kondisi penyesuaian. Sakit
menurut Bauman, 1985. mengemukakan tiga kriteria dari keadaan sakit:
·
Adanya gejala
·
Persepsi tentang keadaan yang dirasakan.
·
Kemampuan dalam aktivitas sehari-hari.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Spirometer
1.
Prinsip Kerja
Spirometer
Spirometer menggunakan prinsip salah satu hukum dalam fisika yaitu
hukum Archimedes. Hal ini tercermin pada
saat spirometer ditiup, ketika itu
tabung yang berisi udara akan naik turun karena adanya gaya dorong ke atas
akibat adanya tekanan dari udara yang masuk ke spirometer. Spirometer juga
menggunakan hukum newton yang diterapkan dalam sebuah katrol . Katrol ini
dihubungkan kepada sebuah bandul yang dapat bergerak naik turun. Bandul ini
kemudian dihubungkan lagi dengan alat pencatat yang bergerak diatas silinder
berputar.
2.
Cara Kerja
Sebenarnya cara kerja spirometer cukup mudah yaitu sesorang disuruh
bernafas (menarik nafas dan menghembuskan nafas) di mana hidung orang itu
ditutup. Tabung yang berisi udara akan bergerak naik turun, sementara itu drum
pencatat bergerak putar (sesuai jarum jam) sehingga pencatat akan mencatat
sesuai dengan gerak tabung yang berisi udara.
Pada waktu istirahat, spirogram menunjukkan volume udara paru-paru
500 ml. Keadaan ini disebut tidal volume. Pada permulaan dan akhir pernafasan
terdapat keadaan reserve; akhir darisuatu inspirasi dengan suatu usaha agar
mengisi paru-paru dengan udara, udara tambahan ini disebut inspiratory reserve
volume, jumlahnya sebanyak 3.000 ml. Demikian pula akhir dari suatu respirasi,
usaha dengan tenaga untuk mengeluarkan udara dari paru-paru, udara ini disebut
dengan expiratory reserve volume yang jumlahnya kira-kira 1.100 ml. Udara yang
tertinggal setelah ekspirasi secara normal disebut fungtional residual capacity
(FRC). Seorang yang bernapas dalam keadaan baik inspirasi maupun ekspirasi,
kedua keadaan yang ekstrim ini disebut vital capacity.
Dalam keadaan normal, vital capacity sebanyak 4.500 ml. Dalam
keadaan apapun paru-paru tetap mengandung udara, udara ini disebut residual
volume (kira-kira 1.000 ml) untuk orang dewasa.
Untuk membuktikan adanya residual volume, penderita disuruh
bernafas dengan mencampuri udara dengan helium, kemudian dilakukan pengukuran
fraksi helium pada waktu ekspirasi. Di klinik biasanya dipergunakan spirometer.
Penderita disuruh bernafas dalam satu menit yang disebut respiratory minute
volume. Maksimum volume udara yang dapat dihirup selama 15 menit disebut
maximum voluntary ventilation. Maksimum ekspirasi setelah maksimum inspirasi
sangat berguna untuk mengetes penderita emphysema dan penyakit obstruksi jalan
pernafasan. Penderita normal dapat mengeluarkan udara kira-kira 70% dari vital
capacity dalam 0.5 detik.; 85% dalam satu detik; 94% dalam 2 detik; 97% dalam 3
detik. Normal peak flow rate 350-500 liter/menit.
3.
Manfaat
Spirometer
Dalam penetapan laju metabolisme, konsumsi Oksigen umumnya diukur
dengan menggunakan spirometer yang diisi dengan O2 dan suatu sistem yang
mengabsorpsi CO2. Bandul Spirometer dihubungkan dengan alat pencatat yuang
bergerak diatas suatu silinder yang berputar, sementara bandul bergerak naik
turun.Dengan menarik garis sepanjang grafik yang dibuat,akan diperoleh suatu
kemiringan tertentu yang sebanding dengan besarnya konsumsi O2.Jumlah O2 yang
dipakai (dalam ml) persatuan waktu dikoreksi pada suhu dan tekanan standar,kemudian
dikonversikan menjadi energi yaitu dengan dikalikan 4,82 kcal/L O yang dipakai.
Laju metabolisme dipengaruhi banyak faktor.Yang terpenting adalah
kerja otot.Konsumsi O meningkat tidak hanya pada kerja otot,tetapi juga
setelahnya sepanjang diperlukan untuk O debt.Pemberian makanan juga akan
meningkatkan laju metabolisme,karena adanya “spesific dynamic action” (SDA).SDA
suatu makanan adalah besarnya energi yang diperliukan untuk proses asiimilasi
makanan tersebut dalam tubuh.Sejumlah protein yang dapatr menghasilkan 100
kcal,akan meningkatkan laju metabolisme sebesar 30 kcal.Hidrat arang dalam
jumlah yang sama akan menyebabkan peningkatan sebesar 6 kcal,dan lemak akan
meningkatkan laju metabolisme sebesar 4 kcal.Tentu saja ini berarti bahwa jumlah
kalori yang dihasilkan oleh ketiga jenis bahan makanan tersebut akan dikurangi
oleh besarnya SDA,dan energi yang diperlukan untuk proses asimilasi ini dapat
diperoleh dari makanan itu sendiri atau diambil dari simpanan energi
tubuh.Penyebab SDA belum jelas.SDA mungkin sebagian disebabkan karena kenaikan
perangsangan simpatis setelah makan,dengan peningkaytan pengeluaran epinefrin
dan norepinefrin dan akibatnya terjadi peningkatan laju metabolisme.SDA protein
mungkin juga dihubungkan dengan proses deaminasi asam amino dalam hati.SDA dari
lemak mungkin disebabkan karena adanya stimulasi langsung terhadap proses
metabolisme oleh adanya asam lemak bebas.Sedang pada hidrat arang mungkin
merupakan manifestasi kebutuhan energi ekstra untuk membentuk glikogen.Efek stimulasi
daripada makanan terhadapa proses metabolisme dapat berlangsung selama 6 jam
atau lebih.
B.
MASSA JENIS
Massa jenis benda sering disebut dengan kerapatan benda dan merupakan ciri khas
setiap jenis benda. Massa jenis tidak tergantung pada jumlah benda. Apabila
jenisnya sama maka nilai massa jenisnya juga sama. Misalnya, setetes air dan
seember air mempunyai nilai massa jenis sama yaitu 1 gram/cm^3. Berbagai logam
memiliki nilai massa jenis besar dikarenakan atom-atom dalam susunan molekulnya
memiliki kerapatan yang besar. Gabus atau sterofoam mempunyai massa jenis kecil
karena susunan atom-atom dalam molekulnya memiliki kerapatan kecil.
Massa jenis dilambangkan dengan simbol Ï (dibaca rho), salah satu huruf Yunani.
Keterangan:
Ï = massa jenis (kg/m^3 atau g/cm^3)
m = massa benda (kg atau gram)
V = volume benda m^3 atau cm^3)
Tabel berbagai massa jenis zat
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kerapatan
logam tertentu seperti platina atau emas jauh lebih besar dibandingkan zat-zat
lainnya. Massa jenis berbagai zat berbeda-beda walaupun benda-benda tersebut
jumlah atau volumenya sama. Massa jenis zat yang umum digunakan sebagai patokan
adalah massa jenis air dan massa jenis raksa. Massa jenis air dalam wujud cair,
yaitu 1000 kg/m^3 atau 1 g/cm^3, sedangkan raksa atau mercury memiliki massa
jenis 13.600 kg/m^3 atau 13,6 g/cm^3.
Penting: 1000 kg/m^3 = 1 g/cm^3
Selain massa jenis, dikenal pula berat jenis. Berat jenis adalah berat benda (w) tiap satuan volume (V). Bila berat jenis dapat dilambangkan dengan S, dapat dinyatakan dengan persamaan
Penting: 1000 kg/m^3 = 1 g/cm^3
Selain massa jenis, dikenal pula berat jenis. Berat jenis adalah berat benda (w) tiap satuan volume (V). Bila berat jenis dapat dilambangkan dengan S, dapat dinyatakan dengan persamaan
Keterangan:
S = berat jenis (N/m^3 atau dyne/cm^3)
w = berat benda (N atau dyne)
V = volume benda (m^3 atau cm^3)
S = berat jenis (N/m^3 atau dyne/cm^3)
w = berat benda (N atau dyne)
V = volume benda (m^3 atau cm^3)
Jadi, berat jenis benda adalah hasil kali antara massa jenis dengan
percepatan gravitasi.
Penggunaan Konsep Massa Jenis dalam Kehidupan Sehari-Hari
Kapal Selam
Tahukah kamu mengapa es dapat terapung di air,
sedangkan batu tenggelam dalam air? Es memiliki massa jenis lebih kecil dari
air, sehingga es dapat terapung dalam air. Batu tenggelam dalam air karena
memiliki massa jenis lebih besar daripada air. Tahukah kamu mengapa kapal selam
dapat terapung dan tenggelam di air? Ketika terapung massa jenis total kapal
selam lebih kecil dari air laut dan sewaktu tenggelam massa jenis total kapal
selam lebih besar dari air laut. Kapal selam memiliki tangki pemberat yang
berisi air dan udara. Tangki tersebut terletak di antara lambung kapal sebelah
dalam dan luar. Tangki dapat berfungsi membesar atau memperkecil massa jenis
total kapal selam. Ketika air laut dipompa masuk ke dalam tangki pemberat,
massa jenis kapal selam lebih besar dan sebaliknya agar massa jenis total kapal
selam menjadi kecil, air laut dipompa keluar.
Balon Gas
Balon Gas
Pernahkah kamu melihat balon udara? Tahukah kamu, gas
apa yang terdapat di dalamnya? Balon gas berisi gas helium. Gas helium memiliki
massa jenis yang lebih kecil dari udara, sehingga balon gas bisa naik ke atas.
Air Minum Dingin di Dalam Lemari Es
Air Minum Dingin di Dalam Lemari Es
Suatu ketika kamu mungkin pernah melihat dalam botol
air minum dingin yang berasal dari lemari es terdapat endapan kapur. Kenapa hal
itu dapat terjadi? Air yang jernih dapat juga mengandung kapur, namun apabila
dilihat langsung dengan mata tidak kelihatan. Ketika air dingin massa jenis air
lebih kecil dan terpisah dari kapur sehingga kapur yang memiliki massa jenis
lebih besar akan turun ke bawah dan mengendap.
Menganalisis
Benda Terapung, Melayang, Dan Tenggelam
Dengan membandingkan massa jenis zat cair dan benda
yang dicelupkan kedalamnya, kamu dapat mengetahui benda-benda tersebut terapung
melayang, atau tenggelam.
C.
KALOR JENIS
Kalor jenis (c) adalah
banyaknya kalor (Q) yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu (T) satu satuan massa (m) benda sebesar satu derajat. Rumus kalor
jenis :
Satuan
Internasional kalor jenis
adalah J/Kg K. Kalor jenis benda berubah terhadap suhu. Jika perubahan suhu tidak terlalu besar
maka kalor jenis dapat dianggap tetap. Berikut ini kalor jenis beberapa benda
pada tekanan 1 atm dan suhu 20 oC (diperoleh
melalui percobaan).
Kalor jenis suatu benda
menyatakan kemampuan suatu benda untuk menyerap kalor atau melepaskan kalor.
Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin kecil kemampuan benda tersebut
menyerap atau melepaskan kalor. Semakin kecil kalor jenis benda, semakin baik
kemampuan benda tersebut menyerap atau melepaskan kalor. Emas mempunyai kalor
jenis lebih kecil sehingga emas lebih cepat menyerap atau melepaskan kalor.
Sebaliknya air mempunyai kalor jenis besar sehingga air lebih lambat menyerap
atau melepaskan kalor.
D.
CACAT MATA
Sebagai makhluk paling sempurna, manusia
dianugerahi sepasang mata yang luar biasa. Mata manusia dibekali kemampuan yang
dapat melihat benda-benda yang jauh maupun benda-benda yang dekat dengan mata.
Namun, seiring bertambahnya usia dan akibat perilaku yang tidak wajar, mata
manusia kemudian memiliki keterbatasan. Keadaan mata manusia yang demikian dinamakan
mengalami cacat mata.
Mata Normal (Emetropy)
Batas penglihatan manusia adalah titik jauh (punctum
remotum (PR)), yaitu jarak terjauh yang dapat dilihat dengan jelas, dan
titik dekat (punctum proxium (PP)), yaitu jarak terdekat yang
dapat dilihat mata.
Mata normal dapat melihat dengan jelas
benda-benda yang jaraknya hingga tak berhingga. Jadi PR = cm (tak
berhingga). Namun, mata normal hanya bisa melihat benda paling dekat berjarak
25 cm, jadi PP = 25 cm.
Mata Myopi (Rabun Jauh)
Penderita myopi memiliki titik jauh yang
terbatas di depan matanya, sehingga hanya dapat melihat benda dengan jarak
tertentu. Bayangan benda jatuh di depan retina. Penderita myopi dapat ditolong
dengan kacamata berlensa negatif (cekung), dengan kekuatan lensa:
PM = kekuatan lensa (dioptri)
PR = Titik jauh mata (cm)
Mata Hypermetropi (Rabun Dekat)
Penderita hypermteropi memiliki titik dekat
yang lebih dari 25 cm, PP > 25 cm. Bayangan benda jatuh di belakang retina.
Penderita hypermetropi dapat ditolong dengan kacamata berlensa positif
(cembung) dengan kekuatan lensa:
PP = Titik dekat mata (cm)
E.
AUDIOMETER
Arti nilai
ambang yaitu frekuensi yang berkaitan dengan skala disabel atu neneu bunyi(dB)
yang dapar di dengar, misalnya pada frekuensi 30 Hz skala disabel harus 60 dB
(yaitu6x10-2W.m-2). Untuk mendengar bunyi
tersebut (60 dB) berarti telinga seseorang harus 106 x lebih kuat
pada nada 1000 Hz baru dapat mendengar bunyi tyersebut dan berarti pu;a tekanan
bunyi harus 103 x lebih besar. Salah satu alat uang dapat digunakan
untuk tes pendengaran adalah audiometer.
Audiometer merupakan alat elektronik pembangkit bunyi yang dapat di pergunakan
untuk mengikur derajat ketulian. Alat elektronik ini dapat membangkitkan pad
berbagi frekuensi dan di hubungkan pada erphone. Pemeriksa menekan knop frekuensi tertentu
sedangkian penderita mengacungkan tangan tanda mendengar, kemudian pemeriksa
memberi tanda pada sebujah kartu yang telah ada di frekuensi tertentu.
F.
PELEMBAMAN
UDARA
Pengaruh kelembaban
terhadap tanaman padi yaitu berpengaruh terhadap evapotranspirasi pada musim
kemarau dengan kelembaban rendah, intensitas sinar surya dan suhu tinggi
mempercepat laju evaportranspirasi. Bila laju evaportranspirasi tidak diimbangi
dengan laju translokasi air ke akar, tanaman padi akan mengalami kekeringan.
Kelembaban
udara juga mempengaruhi aktivitas fotosintesis padi. Hal ini karena adanya
perubahan pola fotosintesis akibat perubahan kelembaban udara dan hubungan
kelembaban dengan intensitas cahaya dan temperatur. Kisaran kelembaban nisbi
optimum untuk padi antara 50 – 90%. Di indonesia beriklim tropis tanah basah,
kelembaban nisbi bukan merupakan kendala bagi usaha peningkatan produksi padi.
Tetapi di daratan tinggi kelembaban lebih dari 95% dapat mengganggu penyebukan
tanaman.
Ada beberapa tipe dan prinsip kerja alat
pengukur kelembapan udara. Pada umumnya alat yang digunakan adalah psikrometer.
Alat ini terdiri dari dua termometer yang disebut termometer bola basah dan
termometer bola kering. Kelembapan udara sebanding dengan selisih kedua
termometer yang dapat dicari melalui tabel atau rumus. Alat pengukur kelembapan
lain adalah sensor rambut. Prinsipnya bila udara lembab rambut bertambah
panjang dan udara kering rambut menyusut. Perubahan panjang ini secara mekanis
dapat ditransfer ke jarum penunjuk pada skala antara 0 sampai 100 %. Alat
pengukur kelembapan udara tipe ini disebut higrometer.
Terdapat beberapa macam kelembaban yang bisa diukur
pada tanaman padi, misalnya :
a. Kelembaban relatif atau nisbi yaitu
perbandingan jumlah uap air di udara dengan yang terkandung di udara pada suhu
yang sama. Misalnya pada suhu 270C, udara tiap-tiap 1 m3 maksimal dapat memuat
25 gram uap air pada suhu yang sama ada 20 gram uap air,maka lembab udara pada
waktu itu sama dengan
20/25
x 100 % = 80 %
b. Kelembaban absolut atau mutlak yaitu
banyaknya uap air dalam gram pada 1 m3. Contoh : 1 m3 udara suhunya 250 C
terdapat 15 gram uap air maka kelembaban mutlak = 15 gram. Jika dalam suhu yang sama, 1 m3 udara maksimum mengandung 18
gram uap air, maka kelembaban relatifnya = 15/18 X 100 % = 83,33 %.
G.
DESTILASI
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dimana zat yang mempunyai titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu,kemudian uap tadi akan mengalami
proses pendinginan pada kondensor. Didalam kondensor akan terjadi proses
perubahan fasa, uap akan berubah menjadi fasa cair yang akan mengalir keluar
sebagai distilat. Titik didih air murni adalah 100 ÂșC
Pada proses destilasi terjadi perubahan wujud dari cair ke uap
hasil pemanasan berdasarkan titik didihnya. Kemudian uap tersebut di dinginkan
dan terjadi proses pengembunan sehingga memperoleh cairan murni ( destilat ).
Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenisperpindahan massa.
Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan,
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi
didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Pada operasi destilasi, terjadinya pemisahan didasarkan pada gejala
bahwa bila campuran cair ada dalam keadaan setimbang dengan uapnya,komposisi
uap dan cairan berbeda. Uap akan mengandung lebih banyak komponen yang lebih
mudah menguap, sedangkan cairan akan mengandung lebih sedikit komponen yang
mudah menguap. Bila uap dipisahkan dari cairan, maka uap tersebut
dikondensasikan, selanjutnya akan didapatkan cairan yang berbeda dari cairan
yang pertama,dengan lebih banyak komponen yang mudah menguap dibandingkan
dengan cairan yang tidak teruapkan. Bila kemudian cairan dari kondensasi uap
tersebut diuapkan lagi sebagian,akan didapatkan uap dengan kadar komponen yang
lebih mudah menguap lebih tinggi.
Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau
cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu
dekat.
Proses
pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara
titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap,
uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung
dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya
disebut residu.(Murni,2012)
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan telah membuktikan bahwa dalam fisika ini
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan menguntungkan bagi kita dalam
kehidupan sehari-hari.
Adapun kesimpulan dari praktikum mengenai kelembaban udara adalah
sebagai berikut ini:
1. Salah satu alat pengukur curah hujan yaitu Termometer bola basah
dan bola kering
2. kelembaban harian adalah kelembaban yang ada pada suatu wilayah
selama satu
hari.
3. Kelembaban udara pada pengamatan setiap 30 menit sekali sebanyak
16 kali
memiliki hasil yang
berbeda, meskipun ada yang sama.
4. Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena udara
mengandung uap
air.
5. Dalam pengukuran curah hujan harian perlu diperhatikan waktu
pengukuran harus
tepat waktu yaitu 30
menit sekali.
Kelembaban udara
menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai
kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air.
Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan kelembaban udara adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikrometer atau higrometer. Kelembaban nisbi berubah sesuai tempat dan waktu.
Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan kelembaban udara adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikrometer atau higrometer. Kelembaban nisbi berubah sesuai tempat dan waktu.
B.
SARAN
Dari hasil semua pembahasan berharap kita bisa membuktikanya pada
masyarakat umum agar semua masyarakat dapat merasakanya, dan kita juga harus
mengetahui manfaaat dari semua praktikum tersebut.
Praktikum ini sangat cocok pada kesehatan dan sangat bermanfaat
bagi setiap orang, yang dimana kita harus dapat mengembangkan teori tersebut
hingga semua orang dapat mengetahuinya, bukan hanya mahasiswa tetapi semua
orang, dan bagimana menerapkannya itukah tugas kita sebagai mahasiswa.
DAFTAS PUSTAKA
·
Subarjo M.Buku
Ajar Meteorologi Dan Klimatologi.Universitas Lampung:BandarLampung
·
Google.com,2009.
agroklimatologi. Pengaruh iklim terhadap pertanian.Badung
·
Http:
www.infoplease.com/ce6/weather/A0870158.html (diakses tanggal 2 mei
2011pukul 19.
05 WIB)
·
Hardjodinomo,
S.1975. Ilmu Iklim dan Pengairan. Binacipta. Bandung.
·
Kartasapoetra,
G.A. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman, Bumi Aksara.
Jakarta.
·
Lakitan,
B. 2002. Dasar-dasar klimatologi. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Linsley, K.R. 1989. Hidrologi Untuk Insinyur. Erlangga. Jakarta.
Linsley, K.R. 1989. Hidrologi Untuk Insinyur. Erlangga. Jakarta.
·
Purba,Michael.2004.Kimia
Untuk SMA Kelas X.Jakarta : Erlangga
·
Soebagio. 2003. Kimia
Analitik II. Jakarta : IMSTEP
·
Team Teaching DDPA.
2010. Penuntun Praktikum DDPA. GorontaloWinda